Kamis, 25 Juli 2013

Melatih Keterampilan Berfikir (Thinking Skill)

Dinamika dunia yang begitu cepat terjadi perubahan menuntut kemampuan berpikir jelas dan efisien. Bisa jadi anak remaja terjerumus ke dunia tidak baik karena tidak melatih kemampuan berpikirnya. Hal ini menuntut para pendidik terutama ayah dan ibu melatih kemampuan anak remaja berpikir lebih baik. Keterampilan berpikir terdiri dari 4 tahap:

1. Knowledge (pengetahuan)

2. Comprehension (pemahaman)

3. Application (penerapan)

4. Analysis (pengulasan)

Setiap tahap berpikir dimulai mulai dari tahap berpikir konkrit menuju tingkat berpikir abstrak. Semakin abstrak maka semakin majemuk tugas otak. Latihlah anak untuk menguasai satu tingkat berpikir dengan jelas dan tepat, sebelum beralih ke tahap berikutnya. Berikut ini adalah tahapan untuk melatih kemampuan berfikir anak.

Tahap I: Knowledge

a. Klasifikasi: mintalah anak untuk melihat persamaan dari benda-benda dan kemudian mengelompokkan benda-benda itu sesuai dengan persamaannya.

b. Membedakan antara yang real (nyata) dan yang make believe (mitos): pada sub-kategori ini anak diminta untuk mencari perbedaan antara makhluk hidup seperti kuda, dan benda yang tidak real misalnya naga. Kuda akan dapat ditemui dalam kehidupan nyata, sedangkan naga hanya terdapat direkaan saja.

c. Membedakan fakta dan opini: mintalah anak untuk menyebutkan dua kalimat, yang satu menggambarkan kondisi satu benda yang dapat dibuktikan dan kalimat lain yang merupakan opini saja.

d. Membedakan definisi dan contoh: mintalah anak membedakan kalimat yang menggambarkan definisi dan kalimat yang menunjukkan contoh.

e. Outlining (menguraikan) dan summarizing (menyimpulkan): mintalah anak membuat outline (uraian) yang di dalamnya digambarkan hal-hal yang penting dan juga yang detil. Sedangkan untuk summary mintalah anak untuk menggambarkan hal yang ada dalam satu bacaan secara singkat.

Tahap II: Comprehension

a. Comparing (membandingkan) dan contrasting (membedakan): mintalah anak untuk menemukan persamaan dan perbedaan antarbenda.

b. Identifying structure (mengenali struktur): mintalah anak untuk membagi satu benda menjadi bagian-bagian kecil. Definisikan benda apa yang dibutuhkan untuk membuatnya menjadi utuh.

c. Steps in a process (langkah-langkah dalam proses): ada hal-hal di dunia ini yang harus dilakukan setahap demi setahap, selangkah demi selangkah, apa langkahnya supaya urutannya benar.

d. Memahami gambar: gambar memberikan makna lebih, maka anak remaja sebaiknya dilatih untuk membaca makna dari sebuah gambar

Tahap III: Application

Ayah ibu membantu anak remaja untuk belajar mengaplikasikan sesuatu yang baru mereka ketahui, yang mereka lihat, dan yang mereka rasakan. Aplikasi tidak lagi bicara soal teori. Aplikasi adalah pelajaran bagi anak remaja bagaimana caranya memadankan teori atau pengetahuan yang ada dengan ketepatan yang ada di kehidupan sehari-hari. Semakin sering anak remaja dilatih, semakin terbiasa anak remaja berpikir tepat, cepat, dan akurat. Sehingga mereka mampu menentukan sikap dalam waktu yang cepat dan tepat.

Tahap IV: Analysis

Sebuah upaya dari ayah ibu untuk mengajak anak dan remaja untuk mau dan mampu untuk menganalisis sesuatu informasi atau kejadian yang ada di dekat mereka. Ketajaman analisis tidak bisa datang tiba-tiba pada anak remaja kita. Mereka membutuhkan latihan yang sering dan banyak. Tak hanya itu, latihan juga membutuhkan konten yang selalu bertambah dan menantang, sesuai dengan perkembangan anak remaja.

Salah satu alat bagi ayah ibu dalam mengasah ketajaman dan kemampuan analisa adalah kekuatan pertanyaan (the power of question) dari ayah dan ibu. Hindarilah respon untuk langsung memberi jawaban untuk pertanyaan anak remaja. Arahkan mereka dengan pertanyaan yang sesuai. Buatlah ranah yang luas dan nyaman bagi anak remaja untuk masuk ke dalam sebuah persoalan dan bereksplorasi dengan kemampuan yang mereka punya.

***

Dikutip dari: Lima Puluh Enam Rahasia Membuat Anak Kuat dari Dampak Negatif Media (Irwan Rinaldi, 2010)

Tidak ada komentar: