Sabtu, 29 Juni 2013

Media untuk Melatih Kontrol Emosi

Belakangan ini, ada kejadian di sebuah grup whatsapp sekumpulan anak muda dalam sebuah komunitas dimana maleb jadi adminnya. Dinamika di grup itu, bikin Maleb teringat dengan masa muda Maleb yang kata Bang Rhoma masa yang berapi-api.. (*halah, sok tua* :p). Maleb kebetulan cukup dekat dengan orang tua, jadi sering cerita kalau sedang kesal dengan si A atau si B. Mama biasanya cuma respon, "yah gitu doang. Sumbunya pendek nih". Karena tidak mendapat respon yang diinginkan, alhasil punya buku diary deh. Segala macam perasaan ditulis disitu dan cuma kita yg tahu. Belajar jujur dengan diri sendiri, tanpa menyakiti orang lain.

Anak jaman sekarang, dengan segala perkembangan teknologinya, sering kali mudah konfrontatif, reaktif, lebih cepat keluar, lebih baik deh pokoknya. Segala macam emosi bisa dengan cepat dikeluarkan lewat status FB, twitter, atau status BB. Sejatinya semua macam emosi perlu kendali, baik rasa senang, sedih, marah. Kendali emosi diperlukan pada pemilihan ekspresi, kata-kata, kesadaran akan dampaknya, pun pemilihan waktunya. Tips Maleb, jangan terlalu cepat mengeluarkan emosi lewat dunia maya. Endapkan! Kalau sedang sangat senang, sedih, atau marah sekali, jauh-jauh dari gadget. Bawa tidur. Baru bereaksilah esok hari. Outspoken tidak berarti tak terkendali. Bila mudah sensitif dengan kata-kata atau tindakan orang lain atau semacamnya, coba sensitiflah dengan kata-kata sendiri yang dilontarkan.

Apa manfaatnya punya kendali pada emosi? Banyak sekali. Satu keuntungannya adalah kita tidak perlu menyesal karena membuat tindakan yang salah saat emosi kita memuncak. Salah satu yang paling politis adalah punya tabungan keterampilan mengendalikan emosi kalau nanti kita "jadi orang". Orang-orang tidak mudah membaca kita. Semakin sedikit info yang dia tahu tentang emosi kita, semakin sulit kita dikendalikan dan dipermainkan.

Tetapi, bukankah kalau tidak dikeluarkan nanti meledak malah lebih bahaya? Betul, thats why cari media penyaluran yang lain. Diary misalnya. Kalau tidak bisa dengan diary karena haus respon, buat saja account socmed alter ego yang tidak berhubungan dengan real personal account. Nanti kalau sudah lebih mapan self control-nya "pinjam istilahnya @chiacihuy ", none of those needed. Tapi tetap, practice makes perfect. One day, bakal ketawa dan malu sendiri kalau baca-baca lagi rekaman momen masa lampau itu. Tidak masalah, namanya juga proses.

Semua ceracauan ini sebenarnya juga jadi self reminder buat Maleb pribadi. Masih berproses terus, hanya saja dengan masalah yang berbeda. Sekian, dan terima angpaw. Mohon maaf lahir batin. Damai, peace yow!

Maghleb Yudinna
Alumni Forum Indonesia Muda

Tidak ada komentar: