Sabtu, 25 Mei 2013

Menjadikan Anak Aktif, Kreatif, Produktif, dan Bergembira

Anak sehat sering kali sangat aktif. Jika anda pernah mengasuh anak-anak usia dibawah 10 tahun saya yakin ada pernah merasakannya. Ia bisa saja berlari, melompat, dan bermain sepanjang hari tanpa terlihat merasa lelah. Seringkali dalam mengasuh anak kita harus ikut berlari dan bermain bersama mereka. Kadang sampai kita heran, lelah, bosan, dan merasa kesal dengan aktifnya mereka beraktivitas tanpa mengenal lelah. Anak juga bisa asyik sendiri dan melakukannya berulang-ulang ketika memainkan benda sederhana. Itulah dunia anak-anak, dunia petualangan dan imajinasi. Itulah saat mereka bertualang dalam imajinasi mereka.

Imajinasi anak adalah modal yang penting bagi anak-anak. Berbekal imajinasi, anak berkreasi dalam pikiran mereka. Mereka menciptakan benda, tokoh, cerita, gambar, dan berbagai hal di benak mereka. Anak bisa saja berfikir hal yang tidak lazim terjadi lalu membuat karya yang luar biasa, namun tentu itu hanya ada di benak mereka. Imajinasi tersebut adalah modal dasar membuat anak manjadi aktif juga kreatif, produktif, dan tetap bergembira.

Imajinasi ini bisa kita gunakan sebagai landasan untuk menyalurkan kecenderungan anak yang aktif menjadi sebuah karya. Kita bisa ajak mereka bermain menceritakan imajinasi mereka atau menggambar benda-benda yang ada di imajinasi mereka. Ajak mereka merekam saat mereka bermain imajinasi melalui tulisan, gambar atau foto, rekaman video, ataupun rekaman audio. Kenali kecenderungan mereka untuk membuat kreasi dari imajinasi mereka. Biarkan mereka menyaksikan atau mendengar karya mereka lalu motivasi lagi anak untuk membuat lagi.

Pandulah anak mengenal cara untuk membuat karya yang lebih baik. Apresiasi setiap karya mereka lalu beri kritik yang lembut pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Sesekali kita bisa berikan contoh karya yang baik. Hal ini bisa kita lakukan agar anak mendapatkan referensi hasil karya yang baik. Perlahan-lahan anak akan berkembang menghasilkan karya yang semakin baik. Ulangi sampai anak terbiasa dengan kegiatan ini.

Untuk anak yang semakin dewasa, berikan motivasi dan fasilitas untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mereka. Karya anak sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman mereka. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan, mereka akan semakin baik dalam mengekspresikannya karya yang mereka buat. Tentunya jika kegiatan ini terpola dengan baik anak akan terbiasa lalu memproduksi karyanya dengan gembira.

Karya anak bisa juga menjadi sarana mereka dalam berekspresi. Biarkan anak mengidentifikasi perasaanya lalu salurkan emosi itu dalam karya mereka. Pandulah anak dalam menuangkan ekspresi ke dalam karya mereka. Dengan begitu anak akan membiasakan diri untuk menyampaikan pendapatnya dalam bentuk karya kepada anda. Tentu saja respon kita dalam menyikapi ekspresi mereka menjadi penting.

Namun ada hal yang perlu diperhatikan. Pertama, anak cenderung meniru apa yang telah ia lihat atau ia dengar. Anak meniru segala tindakan yang mereka saksikan dan alami. Maka jadilah teladan yang baik. Pengaruh televisi, video dan media lainnya juga menjadi referensi anak untuk beraktivitas. Anak dengan cepat mampu meniru gestur, perkataan, sikap, selera, cara berpakaian, dan tingkah laku objek yang ia lihat. Pastikan juga mereka terhindar dari materi-materi berbahaya seperti kekerasan dan pornografi baik dalam bentuk visual, audio, teks, atau perpaduannya. Libatkan lingkungan sekitar untuk turut berpartisipasi menciptakan lingkungan yang positif bagi anak.

Kedua, jauhkan benda-benda yang berbahaya. Benda tajam, benda keras, undakan yang tinggi, jalan raya, benda beracun bisa melukai dan berbahaya bagi anak. Benda-benda kecil berbahaya yang dapat ditelan anak sebaiknya diawasi dan jangan sampai tertelan oleh anak. Pada lingkungan yang aman bagi anak, kita bisa lebih leluasa melakukan eksplorasi imajinasi anak ke dalam bentuk karya.

Ketiga, beri koreksi dan pemahaman dengan lembut pada tindakan anak yang berbahaya. Anak bisa saja melempar alat gambar dengan keras. Anak juga bisa berkelahi, memukul saat bermain bersama ketika berimajinasi. Cegah dan berilah koreksi untuk tidak lagi mengulangi hal-hal yang berbahaya tersebut.

Setelah menghindari anak dari hal kita bisa lebih tenang untuk mengajak anak berkarya. Mari kita bantu anak kita menjadi generasi yang aktif, kreatif, produktif, dan bergembira.

Adil Quarta Anggoro (Alumni Forum Indonesia Muda)
Divisi Kerjasama dan Pengembangan Wilayah
Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi

Tidak ada komentar: